Tempat Tinggal yang Luas - Bab 214 - Hadits 457 - Kitab Al-Adab Al-Mufrad (Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)
Bersama Pemateri :
Ustadz Syafiq Riza Basalamah
Kajian Kitab Adabul Mufrad oleh: Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.
Pada kajian kali ini Ustadz Syafiq akan membahas tentang “Tempat Tinggal yang Luas (Bab 214 – Hadits 457)“. Semoga bermanfaat.
Download juga kajian sebelumnya: “Saling Meninggikan Bangunan – Bab 212-213 – Hadits 449-456 – Kitab Al-Adab Al-Mufrad (Ustadz Dr. Syafiq Riza Basalamah, M.A.)”
[sc:status-adabul-mufrad-ustadz-syafiq-riza-basalamah-2014]Ringkasan Kajian Kitab Adabul Mufrad: Tempat Tinggal yang Luas
Bab 214. Tempat Tinggal yang Luas
Hadits 457:
Abu Nu’aim dan Qabishah menceritakan kepada kami, keduanya berkata: Sufyan menceritakan kepada kami dari Habib bin Abi Tsabit, dari Khumail:
.عن نا فع بن لحا ر ث، عن النبي صلى ا لله عليه وسلم قال: من سعادةالمرءالمسكن الواسع، والجارالصالح، والمركب الهنيء
“Dari Nafi’ bin al-Harist, dari Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, beliau bersabda, “diantara kebahagiaan seseorang adalah tempat tinggal yang luas, tetangga yang baik serta kendaraan yang nyaman.”
Ketika berbicara tentang kebahagiaan, tidak dapat dipungkiri bahwa setiap hamba merajut mimpi untuk meraih kebahagiaan. Yang tidak punya rumah, berharap dan berusaha punya rumah. Yang hidup sendirian, berharap ada tetangga yang pindah dan menemaninya dalam kehidupan ini. Yang tidak mempunyai kendaraan, berharap mempunyai kendaraan yang bisa memudahkan aktifitas. Yang belum memiliki pasangan, berharap mempunyai pasangan yang bisa mendampingi hidupnya.
Sejatinya, kebahagiaan adalah kedamaian dan ketentraman yang dirasakan oleh seorang hamba. Kebahagiaan bukan berasal dari luar. Kebahagiaan berasal dari hati itu sendiri. Kedamaian dan ketentraman yang dirasakan di dalam hatinya itulah kebahagiaan. Lalu bagaimana dengan hadits Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam ini?
Bahwasannya ada faktor dari dunia ini yang membuat seseorang menjadi bahagia dalam urusan dunia ini. Oleh karena itu, do’a yang sering dipanjatkan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan Allah ceritakan bahwa do’a ini adalah do’a yang senantiasa dipanjatkan oleh hamba-hamba yang beriman.
رَبَّنَا آتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الآخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
“Ya Allah, berikanlah kepada Kami kebaikan di dunia, berikan pula kebaikan di akhirat dan lindungilah Kami dari siksa neraka.” (QS. al-Baqarah : 201).”
Seorang hamba memohon dan meminta kebahagiaan di dunia ini. Dan ternyata ada beberapa faktor dalam dunia ini yang bisa menyempurnakan atau paling tidak menambah kebahagiaan seorang hamba. Meskipun bukan itu kebahagiaan sebenarnya. Diantara faktor-faktor dunia ini, diantara yang disebutkan oleh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang pertama adalah tentang tempat tinggal yang luas.
Tempat tinggal yang luas dengan halaman untuk bermain anak-anak, ada halaman untuk bercocok tanam, ada halaman untuk menjemur pakaian. Bukan rumah yang mewah. Dan sejatinya, yang menyebabkan rumah menjadi luas adalah hati seorang hamba yang menerima.
Faktor kedua yang dapat menyempurnakan kebahagiaan di dunia adalah tetangga yang baik. Jangan sampai seorang muslim mempunyai rumah yang luas tapi tidak mempunyai tetangga. Atau punya tetangga tapi tetangga yang tidak baik. Maka merupakan sebuah kebahagiaan ketika memiliki tetangga yang tersenyum, matanya memandang, hatinya senantiasa memperhatikan.
Maka merupakan sebuah kesempitan ketika seseorang memiliki rumah yang luas namun memiliki tetangga yang tidak beriman dan jauh dari ajaran Islam. Sehingga ketika anak seorang muslim bermain dengan tetangga, pulang membawa nilai-nilai yang buruk dari tetangga. Inilah pentingnya tetangga, karena tetangga memiliki peran yang besar dalam menambah atau mengurangi kebahagiaan.
Dengarkan penjelasan lengkapnya dan download MP3 kajian Kitab Adabul Mufrad: Tempat Tinggal yang Luas – Bab 214 – Hadits 457 – Kitab Al-Adab Al-Mufrad
Podcast: Play in new window | Download
Jangan lupa untuk membagikan rekaman kajian ini ke saudara-saudara kita atau teman-teman kita baik itu melalui Facebook, Twitter, Google+, atau media yang lainnya agar kebaikan ini tidak berhenti begitu saja. Jazakumullahu khairan
[stumble]